Hari pertama mondok
Kisah ini mungkin masih diingat oleh semua santri,bahkan mungkin tak akan dilupakan. mondok,hal ini boleh dikatakan sebagai titik balik seseorang dalam menuju hidup yang lebih baik,karena tempat yang dipilihnya yaitu pesantren adalah sebuah tempat pendidikan agama yang sangat menekankan budi pekerti,jadi dapat disimpulkan bahwa orang yang mondok pada umumnya selain ingin menimba ilmu agama disana juga untuk menjadikan hidup lebih berbudi pekerti selain tujuan-tujuan khusus lainnya.Hari pertama mondok adalah saat-saat terharu ,tersedih,ter...........................................ter................................ter....................................dan tak terlupakan,mungkin disebagian daerah keberangkatan mondok seorang anak adalah sebuah hal istimewa yang perlu dimeriahkan keberangkatannya.Untuk kebiasaan orang dataran tinggi khususnya, keberangkatan mondok seorang anak biasanya akan diantar oleh keluarga besar menggunakan kendaraan diantarkanlah kepesantren dan juga sekalian orang tua untuk menyerahkan taggung jawab mendidiknya kepada seorang kyai pesantren tersebut.salah satu yang membuat tambah rasa haru adalah hal tersebut,ketika awalnya diantar dengan serombongan orang-orang tercinta,kemudin seketika setelah berpamitan kepada kyai semua orang tadi pergi meninggalkan sang anak sendiri,hal itulah yang biasanya akan membuat rasa terpukul begitu besar,seakan-akan mereka semua tidak memperdulikan sianak lagi.
kisah hari pertama ku mondok juga sama kisahnya seperti yang lain,tentunya penuh dengan air mata,sedih rasanya ditinggal oleh orang-orang tercinta,mungkin awalnya merasa senang,bangga ketika dari rumah akan berangkat ke pesantren,namun hal itu berbeda ketika berada dilokasi pesantren.
Hari pertama diibaratkan sudah jatuh tertimpa tangga pula,saat kita merasa sedih karena ditinggal oleh orang -orang terkasih disitu aku juga terkaget dengan peraturan-peraturan pondok yang boleh dikatakan memaksa,peraturan yang tidak ada dirumah sebelumnya,hal itu menjadikan cambuk yang melukai begitu kerasnya,tetesan air mata pastilah takan dapat terbendung saat itu juga tidak ada satu orangpun yang bisa diajak bicara karena disekelilingku semua orang asing yang tidak tahu bagaimana perasaan hati saat itu.
malam itu tak bisa rasanya untuk beristirahat karena angan masih memikirkan orang-orang dirumah terutama kedua orang tua yang ternyata baru kusadar begitu besar cintanya.kucari pojokan-pojokan untuk sedikit mengeluarkan air mata agar tidak dilihat orang karena tentunya malu."udah besar kok nangis"
Doa-doa dan doa selalu dilantunkan untuk sedikit mengobati rasa rindu,kadang terbesit dalam pikiran ingin pulang,ingin melarikan diri dari pesantren ini,namun hati juga menolak bahwa keberadaanku dipesantren adalah untuk kebahagiaanku juga kelak dimasa depan nanti.
No comments:
Post a Comment